Kualitas Material
Desain hunian, baik eksterior maupun interior dengan estetika tinggi diprediksi masih mendominasi selera konsumen, salah satu firtur bangunan dari tren hunian adalah adanya manipulasi ruangan agar terlihat lega. Namun, sebelum memasuki tahap desain rumah kini perilaku dalam memilih bahan baku bangunan semakin berkembang. Sebab,, jika keliru dalam memilih bahan, konstruksi akan cepat rusak dan bisa berujung pada kecelakaan fatal. Karena itu, dibutuhkan bahan baku yang bisa memenuhi kebutuhan masyarakat luas dengan kualitas bagus dan harga yang terjangkau. Bahan bangunan yang dipergunakan saat konstruksi harus berkualitas baik, agar tujuan dari rumah aman dan tahan lama bisa terwujud. Adapun material yang dimaksud adalah :
Beton
Campuran beton baiknya mengacu perbandingan yang terdiri dari 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil : 0.5 air. Untu semen, digunakan tipe 1 yang berkualitas sesuai dengan standar nasional Indonesia ( SNI ) dan kemasannya tidak rusak. Lalu, pasir yang digunakan adalah pasir dari sungai/darat. Bebas dari kandungan tanah, lumpur atau bahan organic. Sementara ukuran kerikil yang baik dan bebas dari tanah/lumpur atau bahan organic.
Mortar
Campuran volume mortar memiliki perbandingan 1 semen : 4 pasir : air secukupnya. Pasir yang digunakan sebaiknya tidak mengandung lumpur karena dapat mengganggu ikatan dengan semen.
Batu Pondasi
Pondasi terbuat dari batu kali atau batu gunung dengan ukuran paling besar adalah 30 centimeter. Teksturnya keras dan memiliki banyak sudut agar ikatan dengan mortar menjadi kuat. Untuk batu bulat, dapat dibelah dulu sehingga terdapat sudut yang aga runcing.
Besi
Diameter besi utama adalah minimal 10 milimeter, sementara besi Sengkang adalah minimal 8 milimeter. Selain itu dipastikan besi yang digunakan masih bagus, tidak karatan, lurus, dan seragam.
Bata Bata
Syarat batu bata yang berkualitas adalah bagian tepi lurus dan tajam, tidak banyak retakan, tidak mudah patah, dimensi tidak terlalu kecil, serta seragam. Namun sebelum pemasangan, batu bata sebaiknya direndam air terlebih dahulu.
Kayu
Kayu yang digunakan harus berkualitas baik, dengan ciri-ciri yaitu keras, kering, berwarna gelap, tidak retak, dan lurus.
Material Non-Struktur
Selain material struktur, ada beberapa material non – structural seperti material atap dan plafon. Materia yang baik terbuat dari seng, genteng, dan aspal (bitumen). Sementara untuk material plafon dapat menggunakan triplek, GRC, atau gypsum. Adapun yang perlu menjadi catatan, bahwa material berbahan asbes tidak diperkenankan karena berbahaya bagi kesehatan.
ektor properti tercatat tumbuh 2.82% pada kuartal II tahun ini. Hal tersebut menunjukkan, minat masyarakat terhadap hunian masih terjaga meskipun di tengah pandemi. Pertumbuhan ini tak lepas dari upaya pemerintah melalui Kementerian Keuangan yang mendorong masyarakat untuk memiliki hunian, salah satunya lewat kebijakan insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pembelian rumah, yang awalnya hanya sampai Agustus 2021 kini diperpanjang sampai akhir tahun.
Karakteristik lingkungan
Bukan hanya soal lokasi dengan akses strategis namun juga karakteristik lingkungan yang aman dari bencana, seperti tidak berada di area rawan longsor maupun banjir. Kualitas tanah juga perlu diperhatikan, bukan tanah basah seperti bekas rawa, sawah, atau lahan gambut karena diperlukan waktu dan biaya lebih untuk membuat lahan tersebut menjadi kering dan siap untuk dibangun. Meski demikian, apabila Anda tetap memilih lingkungan seperti ini karena pertimbangan lain, sebaiknya Anda punya rencana untuk mengantisipasi dampak lingkungan di kemudian hari. Kondisi tanah yang basah dapat meningkatkan risiko kebocoran pada pondasi rumah, sehingga Anda perlu tahu strategi penambalan celah di tempat rembesan air tersebut.
Struktur konstruksi yang simetris
Ketika struktur konstruksi bangunan tidak simetris, maka pondasi akan rentan mengalami keretakan. Penyebab lainnya adalah adukan cor beton yang terlalu cepat mengering yang bisa membuat keretakan saat pengaplikasian maupun retak di kemudian hari. Jika keretakan ini tidak ditangani dengan tepat, maka masalah ini dapat menyebabkan keruntuhan pada pondasi.
Pemilihan material konstruksi yang tepat dan berkualitas
Tepat dalam artian konsumen harus memilih dan mampu memperhitungkan komposisi bahan yang akan menjadi bagian tetap (bahan permanen) pada struktur bangunan (contohnya semen, pasir, kerikil, baja, beton, dan lain-lain) dan bahan pendukung lainnya yang esensial namun bukan menjadi bagian tetap pada bangunan (bahan sementara).
Tidak dapat dipungkiri bahwa kecepatan pembangunan konstruksi saat ini telah banyak memakan sumber daya alam. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika bahan bangunan harus dipilih dengan cermat dan semaksimal mungkin dengan mempertimbangkan dampaknya terhadap alam. Bahkan tidak jarang bangunan-bangunan yang ada berdampak buruk terhadap tanah, bahkan mempengaruhi sosial ekonomi yang ada di masyarakat.
Memilih bahan bangunan yang tepat akan mengurangi dampak negatif dan secara efektif dapat memberikan dampak positif terhadap alam dan sosial ekonomi. Cara menuju ke sana dimulai dengan langkah pengambilan keputusan yang tepat dalam memilih bahan bangunan untuk sebuah bangunan.
Mengetahui konsep keberlanjutan dalam memilih bahan bangunan
Seperti yang kita ketahui bersama, hampir semua bahan bangunan disediakan oleh alam. Jadi kita harus berhemat dan memiliki masa depan negeri ini. Salah satu penyebabnya adalah suatu saat, sumber daya alam ini akan habis jika kita tidak secara sadar melestarikan dan melestarikannya.
Sebagai solusi, konsep sustainability atau keberlanjutan harus diterapkan. Konsep ini tidak hanya mempertimbangkan kelestarian alam tetapi juga mempertimbangkan pemenuhan kebutuhan manusia terutama di masa yang akan datang. Pada dasarnya, dalam konsep ini, pemenuhan kebutuhan saat ini dan masa depan merupakan faktor penting yang harus diperhatikan, oleh karena itu disebut sustainability.
- Mengurangi penggunaan bahan dan energi alam
- Mencegah dampak negatif terhadap lingkungan
- Mampu menghormati integritas manusia
Pada dasarnya konsep Konsep ini menekankan pada kesadaran akan perlindungan lingkungan. Oleh karena itu, bahan bangunan yang berkelanjutan mengutamakan pemilihan bahan bangunan yang memperhatikan kualitas lingkungan, mendatangkan manfaat ekonomi, memudahkan kegiatan konstruksi, serta memperbaiki lingkungan.
Pemilihan bahan bangunan ramah lingkungan
Sebelum memulai konstruksi, pemilihan bahan bangunan menjadi keputusan penting, tidak hanya mempengaruhi kualitas pekerjaan tetapi juga dampak lainnya, dampak positif terhadap lingkungan baik positif maupun negatif.
Mengenai pemilihan bahan bangunan yang ramah lingkungan, faktor-faktor berikut diperhitungkan saat membuat keputusan ini:
Perhatikan pembuangan bahan bangunan selama penggunaan
Alih-alih menghancurkan bangunan, metode penggunaan kembali bangunan dan pembangunan kembali bangunan dapat menjadi salah satu solusi terbaik untuk menghemat sumber daya alam. Untuk itu, desain dimulai dengan memilih bahan bangunan terbaik. Perlu dilihat seberapa besar potensi limbah yang akan dihasilkan dari proses konstruksi tersebut.
Beberapa langkah untuk mendukung langkah ini adalah: mengatasi masalah yang mungkin timbul (mengumpulkan bahan, serta menyimpan barang daur ulang).
Sebuah bangunan juga meninggalkan sejumlah besar bahan bangunan yang terbuang. Beberapa di antaranya adalah: asal, kayu, batu, aspal, beton, baja dan juga produk kertas. Oleh karena itu, menggunakan material lama untuk digunakan kembali akan lebih hemat dan menghemat sumber daya alam.
Bahan bangunan yang dapat digunakan kembali
Selama konstruksi, lebih baik menggunakan bahan bangunan yang dapat digunakan kembali. Setiap desain atau desain perlu memikirkan kembali bagaimana bahan bangunan digunakan untuk meminimalkan limbah yang ditimbulkan. Beberapa bahan bangunan yang dapat digunakan kembali adalah rangka baja, plesteran, beton bertulang, panel plafon dan beberapa bahan bangunan lainnya.
Energi Realistis
Energi Realistis mengacu pada metode yang memperhitungkan semua energi dan biaya yang diperlukan dalam produksi bahan bangunan untuk konstruksi. Perhitungannya dimulai dari produksi bahan, proses produksi, pengemasan, pendistribusian tempat, hingga proses pemasangan di lokasi.
Proses produksi material
Efektifitas proses pembuatan material bangunan ini akan terlihat dari dampaknya terhadap lingkungan. Jika produk tersebut berbahaya, maka akan menimbulkan beberapa masalah seperti pencemaran air, udara dan tanah.
Untuk produsen bahan bangunan, saat ini banyak orang memikirkan teknologi yang mengurangi dampak negatif dari produksi bahan bangunan terhadap lingkungan.
Mengutamakan pemilihan bahan bangunan dari alam
Bahan bangunan alami adalah bahan dari alam seperti kayu, batu dan tanah. Penggunaan ini banyak diterapkan jika kondisi alam sekitar izin mendirikan bangunan. Jika jarak transportasi terlalu jauh, akan memakan banyak energi dan bekerja tidak efisien.
Salah satu keuntungan menggunakan bahan bangunan alami adalah tidak adanya unsur beracun, atau jumlah unsur berbahaya yang lebih rendah dibandingkan dengan bahan buatan. Namun satu hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah ketersediaan di alam kemungkinan akan terus berkurang.
Namun, dalam kaitannya dengan lingkungan, bahan bangunan ini sangat disukai karena menggunakan lebih sedikit energi dalam proses pembuatannya. Hasilnya juga lebih sedikit polusi sehingga lebih ramah lingkungan.
Pertimbangan keawetan dan faktor bahan bangunan
Agar suatu konstruksi bermutu tinggi dan tahan lama, faktor keawetan bahan bangunan itu sendiri juga harus diperhitungkan. Pasalnya, bangunan yang bagus akan tahan lama, sehingga tidak perlu proses renovasi yang memakan biaya dan tenaga.
Untuk memiliki umur panjang, perlu dimulai dengan pemilihan bahan bangunan berkekuatan tinggi. Oleh karena itu, bahan bangunan harus menjalani analisis berikut :
- Pengaruh bahan bangunan terhadap kualitas udara
- Pengaruh bahan bangunan terhadap kualitas air
- Pengaruh bahan bahan bangunan terhadap kualitas tanah
- Kemungkinan penipisan ozon
- Gangguan/ polusi di lokasi konstruksi
- Faktor kelangkaan
Itulah beberapa cara yang bisa anda lakukan untuk memilih produk dan material bahan bangunan. Kalau mau belanja produk dan material bahan bangunan dan kebutuhan proyek untuk eksterior maupun interior, Anda bisa belanja di ecohomes.id. E-commerce khusus proyek untuk kebutuhan bahan bangunan, interior dan furnitur. Selain itu dilengkapi juga dengan produk-produk ramah lingkungan yang sudah bersertifikat.